Skip to main content

Never Feel Good Enough?

Ga pernah merasa puas, bagus atau bahaya?

Here's What I Thought! #HWIT series


cr. pinterest

Kamu pernah engga sih ngerasa masih kurang dengan segala pencapaian yang udah kamu dapet? Atau ngerasa belum puas dengan pencapaian-pencapaian itu? Atau kamu masih ngerasa pencapaian itu belum cukup bagus bagi kamu?

In my opinion, ga pernah merasa puas itu ga selalu bagus dan ga selalu bahaya. Why? Because, basically, we have that nature since we were kids as a human being and that's totally fine.

Bagus atau bahaya-nya itu bakal tercermin dari bagaimana kita menggunakan sifat "ga pernah merasa puas" itu sendiri.

Misal, A is a wise man. Dia bisa mengatur bagaimana dia harus bersikap. Hidupnya sering menggunakan sifat "ga pernah merasa puas". Apalagi setelah dia dapet suatu achievment yang menurut dia masih bisa untuk dia improve. Apa sifat itu jadi bahaya? Menurutku, engga sama sekali. 

Yang perlu diperhatikan di situ konteksnya adalah si A orang yang bijak/wise. Dia bisa mengetahui apa sikap yang pas untuk menghadapi sesuatu yang datang. Dia putuskan untuk memakai sifat "ga pernah merasa puas" dalam peristiwa yang menurut dia—yang sudah dia pikirkan matang— masih bisa untuk ditingkatkan lagi keberhasilannya. Jadi, outcome-nya adalah achievement dia improve. And? Itu suatu hal yang bagus, dong. 

Beda lagi kalau kondisi itu diterapin ke orang yang kurang atau bahkan ngga bijak, sebut aja B. Dia ngga tau kapasitas dirinya seberapa dan tanpa perhitungan yang matang, dia gunakan sifat itu. Itu juga ga sekali dua dia terapin. Hasilnya? Of course, bahaya buat dia. Dia jadi orang yang terlalu kompetitif, sulit menerima kekalahan, dan bahkan ngga menutup kemungkinan di masa depan dia menghalalkan segala cara untuk dapat apa yang dia inginkan. Bahaya banget, bukan?

Jadi, sebelum memakai sifat "ga pernah merasa puas" here's what you need to do:

  1. Know your capacity! Kamu yang tau kapasitas dirimu, jadi apakah kapasitas dirimu memadai untuk lakukan itu
  2. Think it carefully! Pikirkan apakah kamu merasa bisa dan sanggup untuk ambil tantangan itu, karena kegagalan itu pasti ada.
  3. Take action! Whether kamu pilih take the risk atau mundur, it's all up to you. Yang perlu diinget cuma dua, bertanggung jawab dan jangan menyesal setelah kamu ambil action itu.

Oiya, kalau diliat dari sisi negatifnya ini bakal keliatan kayak "pesimis" tapi menurutku dua sifat ini jelas beda. Pesimis itu ngga mandang kapasitas orang, mau dia punya bekal banyak untuk maju pun tapi kalau dia pesimis yaa dia ga bakal berani untuk maju. Tapi kalau dia pakai sifat "ga pernah merasa puas" dan diimbangi dengan tahu kapasitas dirinya, dia bakal bisa ambil action yang make sense. Kalo bekal udah cukup yaa maju, kalo belum cukup yaa mundur. Sesimpel dan se-terencana itu :).









author's note:
Dini hari tiba-tiba kepikiran hal ini dan jam 2.47 a.m. berhasil menyelesaikan blog post ini haha 😆 

Comments